Elda Meninggal Dunia Tidak Wajar, Kuat Dugaan Ayahnya Karena Dianiaya Ardus, Ini Kronologinya

IMG 20241007 WA0006 jpg

SOROTNTT.Com, Labuan Bajo – Sustiana Melci Elda (Elda) 23 tahun yang meninggal dunia dengan tidak wajar di kampung Nggilat, Desa Nggilat, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Kamis, 03 Oktober 2024 lalu, kini sedang didalami oleh Kepolisian Resor Manggarai Barat.

Sebelumnya, awak media ini mendapat informasi bahwa Elda meninggal dunia karena bunuh diri, sebagaimana keterangan Eduardus Ungkang (Ardus) 24 tahun pada pemberitaan sejumlah media online.

Setelah awak media ini mendatangi rumah duka dan meminta keterangan Ardianus Jehadun (Ayah Elda) di Kampung Watu Langkas, Desa Nggorang, Kecamatan Komodo.

Justru kuat dugaannya bahwa Elda meninggal dunia karena dianiaya oleh Ardus yang tidak lain adalah suami Elda sendiri.

Inilah Kronologinya :

Berawal dari upaya untuk mencari pinjaman uang sebanyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

Pada Minggu, 22 September 2024 lalu, Elda dan Ardus bersama buah hati mereka yang baru berusia 2 tahun pergi ke Watu Langkas.

Selama lebih kurang satu minggu di Watu Langkas, Elda dan Ardus tidak berhasil mendapatkan pinjaman uang sebagaimana yang mereka butuhkan.

Pada Senin, 30 September 2024, pasangan suami isri itu memutuskan untuk kembali ke kampung Nggilat, dengan harapan Ayah dan Ibu Elda di Watu Langkas masih terus mencari pinjaman uang untuk mereka.

Upaya lanjutan untuk mandapat pinjaman uang. Kamis, 03 Oktober 2024 tepat pukul 08:40 Wita, Elda dan Ardus menelfon Ayah dan Ibu Elda di Watu Langkas.

Isi percakapan via telfon saat itu, Elda dan Ardus bertanya terkait apakah ada orang yang mau memberi pinjaman uang untuk mereka.

Elda : Mama e manga ge koce ata tau taing pinjaman latang hami koce ga..?
Ibunda/Mamanya Elda : Manga ga inuk, 10 % bunga ra, ome pinjam sua juta hemi go berarti sua ratus ribu bungar seang situ selama sua wulang.
Elda : Syukur ome nggitu ga mama, toe manga masala na.
Ibunda/Mamanya Elda : Tapi go inuk harus telfon tau ata ngara seang situ hemi sua neng tau bae lata ngara seang situ bahwa hemi tuu ca tau celong seang.
Elda : Iooo ga mama

BACA JUGA:  Babinsa Desa Salama Reok Lakukan Kegiatan Sosialisai Kesehatan di Masjid Kampung Tempode.

Mamanya Elda sambil berjalan menuju rumah pemilik uang yang hendak dipinjamkan ke Elda dan Ardus, percakanpanpun berlanjut dengan pemilik uang itu dan deal.

Berselang belasan menit, Elda dan Ardus Telfon lagi ke Ayah dan Ibu Elda di Watu Langkas.

Isi percakapannya hendak memberitahu bahwa besaran bunga dari pinjaman itu terlalu besar, ketahui bahwa Ardus tidak setuju, sementara Elda setuju karena sangat membutuhkan uang itu.

Mendengar itu, Ayah Elda menawarkan bahwa dirinya yang akan membayar bunganya, sementara Ardus dan Elda hanya membayar pokok pinjaman saja.

Tawaran Ayah Elda belum mendapat persetujuan, kemudian lanjut percakapan dengan mamanya Elda, di ujung telfon terdengar kalimat yang dilontarkan oleh Ardus seperti ini.

“Oee asi jaong hitu ga Elda, puli laku hau tong, paki laku hau tong” artinya Ardus suami Elda tidak setuju dengan rencana pinjaman uang dengan bunga 10 % itu, dan ia meminta Elda untuk hentikan percakapan, jika tidak ia akan membunuh Elda.

Telfonan belum selesai, laniut lagi percakapan dengan Ayah Elda, Ayah Elda meminta Ardus dan Elda untuk segera datang dan ambil uang pinjaman itu.

Namun alasan Elda tidak bisa jalan karena tidak ada motor, ya… mungkin karena Ardus sang suami masih keberatan dan tidak setuju rencana pinjaman itu karena bunganya 10 %.

Mendapat jawaban itu, Ayah Elda menawarkan diri untuk pergi menghantar uang pinjaman itu sampai di Bari dan meminta mereka untuk bertemu di sana, lagi-lagi mendapat jawaban yang sama.

“Toe manga motor gami tau mo cumang ite sale Bari du Bapa”, ucap Elda.

Karena kecintaan terhadap anak, Ayah Elda memutuskan bahwa dirinyalah yang akan menghantar uang itu sampai di Nggilat pada keesokan harinya.

“Eee ga inuk, ome toe na ngance tau lako hemi ga maram aku ata mo war seang soo ga, cai na eta Nggilat du, tapi diang mek ngace mo gaku”, kata Ayah Elda.

BACA JUGA:  Wagub Minta Tingkatkan Kualitas UMKM NTT​

Demikian percakapan saat itu. Satu jam kemudian, sekira pkl. 09:30 Wita, Ayah dan Ibu Elda dikejutkan dengan kabar duka bahwa anak mereka Elda tercinta telah meninggal dunia.

Diketahui, bahwa yang memberi kabar duka itu adalah ipar dari Ibunda/mamanya Elda di Nggilat karena mamanya Elda berasal dari Nggilat, diperistrikan oleh Ardianus Jehadun dari Watu Langkas (Ayah/Bapanya Elda), kemudian Elda diperistikan oleh Eduardus Ungkang (Ardus) dari Nggilat.

Namun demikian, sebelum Ardus memperistrikan Elda, mamanya Elda dan Ardus tidak ada hubungan kekeluargaan di Nggilat, hanya sebatas sesama warga kampung.

Sang ipar : Nyia ite ga..?
Ayah Elda : Cee Labuan Bajo Aku
Sang ipar : Toe nuk anak de meu ko, toe manga Elda noo ga.

Ketika mendapat kabar itu, tentunya Ayah dan Ibu dari Elda sangat terpukul sekali, bagaimana tidak, baru saja sejam sebelumnya saling bercakap via telfon mengenai pinjaman uang sebanyak Rp. 2.000.000.00 (dua juta rupiah) yang rencana akan dihantar oleh sang ayah keesokan harinya.

Karena kabar duka itu, Ayah Elda dan sejumlah anggota keluarga lainnya bergegas berangkat menuju kampung Nggilat.

Setiba di Nggilat, terdapat Polisi dan sejumlah warga kampung Nggilat di rumah duka, namun Bapa dan mama mantu serta Ardus suami Elda tidak ada di rumah duka itu.

Sementara jenazah Elda disemayamkan di ruang tengah rumah duka dengan beralaskan kasur dan tikar seadanya.

Kemudian sang Ayah dan keluarga dari Watu Langkas memutuskan untuk membawa jenazah Elda ke RSUD Komodo Labuan Bajo (Runah Sakit Merombok).

Saat tiba di RSUD Komodo Labuan Bajo sekira pukul 03.00 Wita dinihari Jumat, 04 Oktober 2024, belum langsung divisum karena belum membuat laporan polisi.

Karena itu, pada pkl. 03.20 wita, Ayah Elda bergegas ke Polres Mabar untuk memberikan laporan polisi.

Setelah mendapat surat bukti tanda terima laporan polisi, kemudian Ardianus Jehadun Ayah Elda kembali ke RSUD Komodo Labuan Bajo.

BACA JUGA:  Ribuan Massa Hadiri Deklarasi Akbar MELKI-JOHNI di Labuan Bajo

Kemudian Visum dilakukan terhadap jenazah Elda, yang disaksikan oleh anggota polisi. Sementara hasil Visum akan diperoleh setelah tiga hari terhitung sejak Visum dilakukan.

Kemudian jenazah Elda dibawah ke Watu Langkas guna untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari keluarga duka, dan tiba di Watu Langkas sekira pukul 08.00 wita.

Jenazah Elda almarhum telah dimakamkan di Watu Langkas pada Jumat, 04 Oktober 2024 sore sekira pukul 04:30 Wita. Demikian kronologi kasus ini.

Walau hasil Visum belum keluar, namun inilah kondisi jenazah Elda yang terlihat sejak di Nggilat sampai jenazah Elda dimandikan.

Saat di Nggilat, Terdapat luka di bagian bawah lutut kiri seperti sobekan barang tajam, bengkak di rahang bagian kiri, luka goresan di tangan kiri seperti sayatan barang tajam, lebam di leher dan terdapat bekas cekikan, lebam di pelipis kanan, dan lidahnya tidak terjulur.

Temuan tambahan saat jenazah Elda dimandikan di rumah duka di Watu Langkas, Terdapat lebam di paha kiri dan kanan, luka di bagian perut sebelah kanan dan lebam di bagian punggung.

Ardianus Jehadun (Ayah Elda) sangat berharap agar Kepolisian Resor Manggarai Barat mampu membuka tabir misteri meninggalnya anak Elda tercinta dan tegakan keadilan seadil-adilnya, jikalau terbukti bahwa Ardus yang melakukan penganiayaan maka segera tangkap dia dan jatuhi hukuman setimpal perbuatannya.

“Sebagai ame de ngasang anak ra, tentu aku o sangat merasa kehilangan dan terpukul sekali, ome nu lelo e kondisi de Elda o, kuat dugaan gaku agu taung na anggota keluarga bahwa Elda o toe manga wajar mata na, ome jaong de melaju na bahwa Elda ini meninggal karena dianiaya, siapa yang menganiaya Elda, ya.. Ardus yang adalah suaminya. Itu tara nggoen ga, gelang ge dekon hia du le polisi, dan taing hukuman sesuai agu panden du”, harap Ayah Elda.***

Oleh : Isodorus Andi