DALAM SUNYI MENANTI

Oleh: Gerard N.Bibang

maka ketika engkau memohon-mohon setengah memaksa agar aku menepi ke jalan sunyi, bukan untuk lebih romantis, bukan juga untuk merangsang gairah ragawi; aku jadi paham apa itu nikmat-nikmat tanpa kata dalam kontemplasi; jemari, bulu mata, bibir, mulut dan lidah dipaksa untuk berhenti

engkau dengan setengah memaksa agar aku segera mengalami apa itu berhenti, untuk menikmati apa itu kontemplasi; tanpa kata, engkau menunjuk seekor kucing yang mengejar ekornya sendiri; semakin dikejar, semakin lari; saat tidak dikejar, ia berhenti; ia pun leluasa mengelus-elus ekornya sendiri

BACA JUGA:  Pegawai dan Warga Kecamatan LAUT Berbagi THR Dengan ODGJ

maka engkau membuat mataku terbuka: iyah, sebuah makna baru tercapai ketika manusia belajar berhenti, ketika dipaksa menepi ke dalam sunyi; ketika hrs hidup tanpa kata: dalam sendiri dan sunyi

maka, ketika dalam sunyi, cinta dimurnikan, hidup dipurifikasi dari mana dan ke mana melangkah diperjelas; engkau di sana, aku di sini, bersatu dalam jiwa; maka dalam bayang-bayang kesunyian, keningmu kudekap dalam-dalam bukan dengan napas terengah-engah; inilah satu-satunya aksiku dalam sunyi; rasa aneh tak tertahankan: justru dalam saat berhenti, bukan kehilangan makna, malah aku menemukannya: cinta kita makin bening sebening sunyi