Hari Pertama Setelah Pesta

Ilustrasi hari pertama setelah pesta - pinterest

Cuaca hari ini masih mendung. Hujan datang saat subuh. Sekarang jam 10.00 pagi. Bulan Juni. Ia belum bangun. Ibunya mengetuk pintu kamar, ia tak dengar. Telepon terus berdering di samping bantalnya. Mungkin dari pacarnya. Mungkin dari selingkuhannya. Mungkin dari teman barunya saat ia berkenalan saat pesta semalam.

“Maaf, Bu. Dia masih tidur. Mungkin kecapekan. Tadi malam ia ikut pesta. Teman-temannya mengajak dia ikut pesta di Ruteng. Sebentar kalau dia bangun, saya kasih tahu kalau tadi ibu telepon”.

BACA JUGA:  Wabub Matim: Pejabat Harus Menunjukan Kualitas Diri

Bunyi telepon mati.

“Mungkin ada urusan penting di kantor,” kata ibunya dalam hati. Ia cemas anaknya belum bangun. Anaknya memang sering ikut pesta tetapi biasanya ia tetap bangun pagi.

Satu jam kemudian ibunya mengetok pintu kamar anaknya. Setelah mengetuk pintu ia mendekatkan telinganya di daun pintu. Ia mencoba untuk dengar kalau-kalau anaknya sudah bangun tetapi tidak mau keluar kamar. Ia tak mendengarkan apa-apa selain beberapa kali bunyi nada dering telepon.

BACA JUGA:  LONIA

Ibunya sangat mengetahui sifat anaknya itu. Anaknya tak pernah menggunakan beker saat tidur. Kalau anaknya itu harus bangun pagi untuk tugas penting pagi hari, anaknya meminta ibunya membangunkannya saat pagi. Anaknya lebih percaya ibunya ketimbang beker. Bahkan Anaknya tak percaya dengan telinganya sendiri saat beker berbunyi. Dulu ketika masih kuliah, anaknya itu juga meminta ibunya membangunkannya meski via telepon.