Jalan Kebebasan Elar Selatan

jalan kebebasan Elar Selatan - Alfred Tuname

Diskursus tentang Elar Selatan adalah soal jalan. Jarang ada yang mengangkat soal persawahan Gising yang sangat luas. Mungkin karena isu politik soal jalan lebih seksi, timbang kelimpahan padi di sana.

Nah, bagi Pemda Manggarai Timur (Matim), Elar Selatan selalu menjadi “momok” politik di sepuluh tahun terakhir. Lebih khusus lagi di setiap moment politik. Di musim Pilkada, setiap lawan politik sontak jadi “expertise” atas persoalan di wilayah dengan jumlah penduduk 19.413 orang (data BPS 2018).

BACA JUGA:  Julie Sutrino Laiskodat Banyak Mendukung Kegiatan Kopi di Manggarai

Soalnya, sepuluh tahun berlalu pemerintah nyaris “patah arang” urus soal jalan. Pemda Matim tak kuat mendesak Gubernur NTT Frans Lebu Raya untuk bangun jalan provinsi. Ada pembangunan jalan, tetapi hanya sampai di Mukun, Kota Komba. Kecil-kecil. Itu tidak sentuh Elar Selatan. Mungkin saja, ada persoalan anggaran. Atau ada soal dengan sumbang suara pada politik Pilgub. Elar Selatan pun lewat.

BACA JUGA:  Kasus Tenggelamnya Kapal KM Tiana Kini Memasuki Babak Baru

Memang perjalanan menuju wilayah daerah itu sulitnya bukan main. Jalan berbatu. Ada “got” di tengah jalan. Di musim hujan, jalan jadi parit. Bensin sulit didapat. Tambal ban jarang ada. Tak hanya sakit badan, sakit kepala pun dapat. Itu real. Bagi masyarakat setempat, jalan kaki mungkin lebih cepat ketimbang menggunakan kendaraan. Sebab ada banyak “jalan potong” (shortcut) yang dijumpai.