Markus Makur Buat Buku

Markus Makur buat buku

Sebenarnya, buku tidak dibuat. Yang dibuat adalah ide. Dan ide itulah yang menggerakkan manusia. Ketika majalah Playboy melakukan wawancara pada Agustus 1985, Fidel Castro menjelaskan, bukan uang tetapi komitmen pada ide yang membuat dirinya menjadi “Mr. President” saat itu.

… When you are truly devoted to an idea, you feel more convinced and more committed with each passing year,” kata Castro kepada jurnalis majalah Playboy.

Ide dijabarkan dalam kata. Kumpulan ide-ide itu dicetak lalu jadilah buku. Tujuannya, agar ide tersebut tidak mati. Kalau pun mati, setidaknya seperti biji sesawi: mati lalu hidup abadi.

BACA JUGA:  Gubernur VBL Kunjungi Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT

Ide itu hidup abadi bersama karya-karya manusia yang menyerap ide. Lalu dari satu ide muncullah ide-ide yang lain. Kemunculan ide dan pertarungan ide-ide tersebut melahirkan buku-buku yang lain.

Di Hari Pendidikan Nasional 2019, malam hari, jurnalis The Jakarta Post, Markus Makur, memberikan cendera mata berupa buku kepada Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, SH., M.Hum. Judulnya, “Pesona Alam dan Budaya Nusa Tenggara Timur” (Penerbit Lembaga Literasi Dayak, 2018).