Mekas Nggoleng dan Mekas Legit Berpolitik

Ilustrasi pilpres 2019

Menjelang pemilu 2019, Mekas Nggoleng tak pernah bosan bertamu ke pondok Mekas Legit. Mereka selalu merayakan hidup ini dengan berbagi kisah, bertukar pendapat dan berbincang-bincang ringan sekedar mengisi waktu luang dan menepis bosan. Ya, bagaimana tidak bosan, kalau setiap hari hanya mendengar deru hujan yang tak kunjung henti, diikuti oleh paduan suara kodok yang bersembunyi di balik lumpur bekas kubangan kerbau, bising dan membosankan!  

BACA JUGA:  Cawapres Sandiaga Uno Mengunjungi Labuan Bajo

Kali ini, mereka berbincang panjang lebar mengenai politik. Seperti biasa, di hadapan kedua sahabat karib ini selalu tersedia mbako cecu[1] yang dikunyah bagaikan permen karet, kopi pa’it[2] yang biasa diminum saat santai, dan latung cero[3], layaknya popcorn seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang hidup di kota besar saat bersantai di bioskop. Tapi, jauh dari bioskop, kedua sahabat itu merayakan hidup dengan saling mendengarkan satu sama lain. ‘‘Makanan dan minuman ringan’’ selalu menemani perbincangan mereka. 

BACA JUGA:  TOROK SATU ABAD SANG SABDA

Rupanya, di pondok Mekas Legit stok ‘‘makanan dan minuman ringan’’ kesukaan mereka selalu tersedia. Lebih-lebih setelah ia bebas dari beban kuliah untuk Lunteng anaknya yang baru saja lulus S1 politologi. Mulai dari sekarang Mekas Legit bekerja hanya untuk bertahan hidup. Jagung dan kopi dari kebun miliknya disimpan untuk kebutuhan jangka panjang, tidak lagi untuk Lunteng putra semata wayangnya itu. Sebab pikirnya, S1 itu adalah senjata bagi anak-anak masa kini, untuk memberantas kemiskinan serta berbagai ketidakadilan yang sering menimpa orang-orang kecil.