Mengenal Kampung Takpala, Warisan Sejarah Budaya Kehidupan Primitif Dunia di Pulau Alor NTT

IMG 20210801 WA0144 3 jpg

Kampung Takpala mulai digaungkan sejak tahun 1973, ketika seorang wisatawan asal Belanda menampilkan foto-foto tantang kehidupan tadisional warga kampung tersebut pada sebuah kalender sehingga menarik perhatian wisatawan asal Eropa lainnya untuk mengunjungi tempat ini. Sejak saat itu, Kampung Takpala menjadi tersohor dan ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara sehingga ikut dikenal dinegeri sendiri pada tahun 1980 saat menjadi Juara II pada ajang penghargaan Desa paling Tradisional di Indonesia, dan pada tahun 1983, Pemerintah Kabupaten Alor menjadikan Kampung Takpala sebagai ikon pariwisata Alor.

BACA JUGA:  Warga Desa Compang Lawi Kini Menikmati Air Minum Bersih Program Pamsimas T.A 2021

Kampung Takpala dihuni oleh 13 Kepala keluarga warga suku Abui, suku terbesar di Pulau Alor. Sebutan lain bagi suku Abui adalah orang gunung (merujuk pada geografis wilayah tempat tinggal). Pada mulanya suku ini tinggal di daerah pedalaman wilayah pegunungan Alor. Kemudian pada tahun 1939 mereka dipindahkan ke area perbukitan agar memudahkan kegiatan pemungutan pajak yang dilakukan oleh petugas kerajaan yang diperintah raja Alor pada saat itu. Kata Takpala sendiri berasal dari kata Tak dan Pala. Kata Tak berarti ‘ada batas’ dan kata Pala berarti ‘kayu’, sehingga kata Takpala diartikan “kayu pembatas”.