Mengenal Kampung Takpala, Warisan Sejarah Budaya Kehidupan Primitif Dunia di Pulau Alor NTT

IMG 20210801 WA0144 3 jpg

Tari lego-lego adalah kegiatan rutin yang dilakukan bersama, terutama saat panen, membangun rumah, pernikahan, kelahiran, dan kegiatan adat lainnya. Namun perlu diingat, tarian penyambutan ini akan dilakukan jika kedatangan pengunjung disampaikan kepada tua adat terlebih dahulu sebelum tiba di kampung Takpala.

Rutinitas keseharian warga kampung ini adalah berladang serta berburu bagi para pria, sementara kaum perempuan khususnya ibu-ibu akan menenun dan membuat kerjinan tangan seperti kalung, gelang, cincin yang terbuat dari kenari hutan, biji lamtoro, akar bahar, serta tas yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut Fu’ulak dan Kamol. Tas Fu’ulak merupakan tas bagi wanita yang berbentuk persegi panjang, sementara Tas Kamol untuk pria berbentuk persegi empat yang terbuat dari anyaman bambu. Kedua jenis tas ini biasa digunakan untuk menyimpan uang atau sirih pinang. Hasil kerajinan tangan ini biasanya akan dijual kepada wisatawan yang berkunjung dengan harga yang bervariasi.

BACA JUGA:  Golo Depet, Destinasi Instagramable Kreasi Anak Muda Desa

Kampung Takpala juga memiliki tradisi khusus soal berkebun. Musim Tanam dimulai pada bulan November, bulan yang dianggap menjadi bulan awal dalam setiap tahun. Dilanjutkan dengan musim panen pada bulan April hingga Juni. Memasuki bulan Agustus, warga akan memulai musim potong kebun, yakni proses pembersihan ladang yang akan digunakan kembali untuk menanam. Namun sebelum memasuki musim tanam, warga akan melakukan tradisi musim bakar kebun pada bulan Oktober.