Natal Bagi Orang Lewoleba Yang Mengungsi Akibat Letusan Gunung

Oleh: Baunsele Albertgak

Kisah natal di Lewoleba  amat menyentuh nurani. Pengalaman merayakan natal di tengah puing-puing akibat letusan gunung merupakan kontradiksi melawan arti natal itu sendiri.

Perayaan natal merupakan ungkapan kegembiraan karena” Allah sumber pengharapan dunia” (Yeremia 14:22) menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus, juru Selamat. Christus natus est nobis, Kristus lahir untuk kita.

BACA JUGA:  Politik Pasca-Fakta dan Darurat Kepemimpinan

Warta gembira, pesan damai, dan hukum cinta yang dibawa-Nya untuk dua millennia yang lalu belum juga berbuah melimpah seperti diharapkan.

Betapa masih banyak “kisah natal” di sekitar Lewoleba yang ada di tempat lain. Sulawesi selatan (Poso) paling mirip karena situasi dan alasannya.

Satu keluarga tewas dibunuh oleh kelompok teroris.  Orang tua beserta anak-anaknya  dihajar secara membabi buta oleh orang yang buta nuraninya.

BACA JUGA:  Sudah 24 Orang Dalam Pemantauan Virus Corona di NTT

Sekian berat dan banyak derita yang harus ditanggung akibat bencana alam dan bencana kemanusiaan yang tak bisa dimengerti akal budi dan belum bisa diatasi kecanggihan tekhnologi.