Oleh RD. Bonefasius Rampung
Renungan Minggu ke-2 Adventus Thn.C Yes 11: 1—10; Rm 15: 4—9; Mat 3: 1—12 Paroki Kristus Raja Mbaumuku 4 Desember 2022
Gambaran tentang taman Firdaus yang damai, selalu menjadi harapan dan kerinduan semua orang. Firdaus damai itu dahulu ada pawa awal penciptaan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Konsidi Firdaus yang damai itu hilang etika manusia merasa dirinya mampu menyaingi Tuhan. Kesombongan telah mengusik dan menjauhkan kedamaiman Firdaus dari manusia. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan kembali Firdaus yang damai itu selain pertobatan. Bertobat, pertobatan menjadi jalan singkat yang harus dipilih manusia yang mendambakan kedamaian itu. Firman Tuhan hari ini memuat ajakan dan imbauan kepada kita tentang pentingnya pertobatan dalam menghadirkan kehidupan yang aman dan damai. Hidup aman damai akan men jadi berkat bagi orang lain sejauh manusia mengubah diri dari hari ke hari sepanjang hidup.
Renungan
Suatu hari pimpinan tikus mengundang semua tikus berkumpul berdiskusi dan mencari jalan keluar terkait ancaman kucing-kucing. Mereka mau menentukan jalan terbaik untuk menyelematkan bangsa tikus dari kekejaman kucing. Sepanjang hidup para tikus tidak pernah merasa aman karena selalu dimangsa kucing. Ada banyak ide, gagasan, dan anjuran yang disampaikan dalam pertemuan para tikus itu. Salah satu gagasan, anjuran yang dianggap hebat, briliant datang dari seekor tikus muda. Tikus muda menganjurkan, jika bangsa tikus mau selamat dari ancaman kucing, maka caranya hanya satu satu, yakni menggantung lonceng kecil pada leher setiap kucing.