PILKADA DAN PILIHAN (POLITIK) KITA

Oleh : Jimmy Carvallo

Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 sudah mendekati hari pemungutan suara, 9 Desember. Pelaksanaan pesta demokrasi di tengah keprihatinan masih masif merebaknya pandemi Covid-19 (virus corona) tersebut diharapkan tidak menyurutkan partisipasi para memilih datang ke TPS memberikan suaranya untuk (kelanjutan) perbaikan masa depan bersama. Pandemi Covid-19 yang ikut membatasi aktivitas ragam kampanye yang tidak biasa itu, tentu diharapkan tidak membuka celah terjadinya skenario politik kotor dari para calon pemimpin yang akan berkontestasi di Pilkada, mengingat ekonomi masyarakat menjadi salah satu yang ambruk, selain kesehatan yang rentan akibat terjangan virus yang melanda Indonesia sejak periode awal 2020.

BACA JUGA:  Ketua TP PKK Matim: Ibu Harus Rajin Bawa Anaknya ke Posyandu

Bagi kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2020, baru saja dilalui tahapan Debat Kandidat, termasuk diantaranya 2 kabupaten ujung barat Pulau Flores, Manggarai dan Manggarai Barat. Debat Kandidat, dengan penerapan protokol kesehatan ketat, penyelenggaraannya tetap terbuka melalui kanal media teknologi (YouTube, Facebook dan siaran radio), walau kenyataannya tidak semua masyarakat bisa mengikuti/mengakses langsung karena keterbatasan sarana informasi yang dimiliki terutama mereka yang tinggal di wilayah pedalaman. Debat menjadi salah satu intrumen yang bisa dipertimbangkan masyarakat guna menakar ke paket paslon manakah pilihan akan diberikan.