Simak Kesaksian Eks Narapidana Teroris Dan Eks Anggota Khilafatul Muslimin Asal Flores NTT

20230816 212920 1 jpg

Dia pun diajak masuk ke salah satu pondok pesantren (lebih tepatnya rumah persinggahan sementara sebelum di kirim ke Makasar) di kota kupang. Menurut Fahmi, pimpinan pondok pesantren tersebut juga orang flores.

“Pimpinan pondonya orang Manggarai dan banyak santri juga berasal dari Manggarai,”bebernya.

Aktifitas dalam pondok pesantren tersebut, semuanya normal-normal saja, tidak ada kajian atau pelajaran yang mengarah ke hal-hal yang radikal. Tetapi, dalam pondok tersebut terdapat salah seorang Udztad yang merekrut dirinya dan beberapa teman- teman lainnya. Ustadz asal Bima tersebut lah yang secara sembunyi-sembunyi, saat Udztad lainnya sedang tidak berada di dalam pondok, melakukan pencucian otak terkait paham yang radikal.

BACA JUGA:  Upaya-Upaya Pemerintah Penuhi Kebutuhan Pokok Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

“Keberadaan Udztad asal Bima dalam pondok pesantren tersebut sebenarnya oleh pemimpin pondok hanya untuk membantu memperbaiki bacaan (Al-Qur’an) para santri, tetapi dalam prakteknya dia mengajarkan hal yang lain” ungkap Fahmi.

Pada awalnya, semua hal yang diajarkan oleh Udztad tersebut dibantah Fahmi, karena bertentangan dengan Ajaran Islam yang dipaminya sejak kecil. Tetapi karena sering dilakukan pendekatan, kebaikan dan perhatian diberikan Udztad tersebut, juga sering dipertontonkan video- video tentang perjuangan Issis, ia pun berhasil di pengaruhi dan tertarik bergabung dengan JAD.