Simak Kesaksian Eks Narapidana Teroris Dan Eks Anggota Khilafatul Muslimin Asal Flores NTT

20230816 212920 1 jpg

Berselang beberapa bulan kemudian, ketika ibunya wafat, Fahmi kembali ke Ende lalu balik lagi ke Bogor.

Pasca kepergian Sang ibu, di Bogor Ia kembali akfit bermedia sosial. Fahmi pun terkoneksi dengan Jaringan JAD lainnya yang berada di Kalimantan. Orang- Orang ini disebutnya sebagai Ikwan.

Oleh para Ikwan, Fahmi diajak bergabung dengan jaringan yang berada di kalimantan Timur [Kaltim], tepatnya di kota Balik Papan.

BACA JUGA:  Wabup Matim Pimpinan Rapat Pembentukan Panitia Pilkades

Pada saat kawan-kawan anggota JAD lainnya aktif merekrut anggota baru dan melakukan berbagai perencanaan aksi Amaliah, Fahmi, tidak tertarik sama sekali dengan hal tersebut.

“yang ada dalam otak saya adalah bagaimana bekerja mengumpulkan uang sebanyak mungkin, lalu hijrah ke Suriah atau ke palestina. Tidak terlintas untuk melakukan aksi terorisme di Indonesia,” ungkap Fahmi.

BACA JUGA:  Satgas Pamtas Yonif 132/BS Mengajar Bahasa Inggris di Perbatasan

Saat beredar berita tentang pemboman, juga berita tentang penangkapan para pelaku teroris di berbagai tempat, muncul ketakutan dalam dirinya, tetapi disaat ingin berhenti dan keluar dari organisasi tersebut, terasa begitu sulit dan menemui banya polemik dalam pikiran, dia merasa telah terjebak dalam organisasi tersebut. Lingkaran pergaulan yang sangat eksklusif, menyebabkan fahmi tidak bisa berbagi cerita dengan orang lain untuk mendapatkan solusi.