TAUFAN

Oleh: Gerard N.Bibang

buih perlahan berubah warna
di pinggir karang kubasuh perih
dia sudah tiada
dari sini dia telah pergi
kususuri pantai-pantai tandus tak bertepi
cinta yang tersisa digulung taufan
tak’an terhempas sejauh-jauh aku berada

JITU

wajahmu terbayang-bayang dalam bayang-bayang kelam; bersama bulan dan malam mengambang; mulutku terkancing, gagu; rinduku belum menemukan bahasanya yang jitu

BACA JUGA:  Presiden Terima Kunjungan Kehormatan Menlu ASEAN dan Sekjen ASEAN

TANPA RENCANA

mengutuk sunyi
gelisah membadai
menggelorakan kenangan
saat saban malam tiba
begitulah cinta tanpa rencana
yang tak tertahankan
mengarungi misteri
melampaui logika

TERTUJU

merindukanmu bagaikan mengenang kampung halaman yang menghilang dalam kabut nasib yang kelam; yah, engkau di sana dan aku di sini adalah karena nasib; tapi cinta esensinya adalah takdir; hanya engkau yang tahu ke mana cintamu tertuju; nasib bisa saja berkata lain tapi bagimu bukan hal yang merisau; aku pun berpendapat seperti itu; keep cool, kekasihku!

BACA JUGA:  Budaya ABS dan Tawaran Hankam Terintegrasi

HARUS PERGI

kicau camar menghentak sukma
camar-camar selalu mengepak sayap
aku tak berhenti di sini
perih dan derita tanpa berkesudahan
aku harus pergi, harus pergi
pergiku adalah jalan kembali
untuk ada bersamamu dalam keabadian cinta
di sini atau di sana bukan soal
***(gnb:tmn aries:jkt:jumat: 30.10.20)