Oleh: Rm.Edy Menori, Pr
Ketua Yayasan Pendidikan Sukma Pusat Keuskupam Ruteng
Ibu Kartini pernah bermimpi memajukan kaumnya. Dia yakin jalan menuju kemajuan itu adalah melalui pendidikan.
Kartini memang hanya mengenyam pendidikan sampai usia 12 tahun.
Namun dia sangat merasakan manfaat dari pendidikan dasar ini.
Bukan karena dia tidak mampu sehingga berhenti bersekolah sampai usia 12 tahun.
Tetapi tekanan tradisilah yang membelenggu kemerdekaan kaum perempuan saat itu untuk bercita-cita tinggi.
Berbekalkan pendidikan dasar yang dialami, Kartini setia berkorespondesi dengan sesama kaumnya di Eropah.
Surat-suratnya kemudian dikumpulkan dan diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Surat-suratnya ini memuat mimpi suci seorang Kartini untuk melepaskan diri dari kerangkeng tradisi yang memenjarakan kaum perempuan untuk maju. Kartini bermimpi mengkhiri periode kegelapan bagi kaumnya. Hal ini ditandai dengan terbitnya terang.
Kegelapan itu diandaikan berakhir ketika kaum perempuan dicerahkan oleh cahaya pendidikan. Pendidikan bagi kaum perempuan memungkinkan mereka berani berjuang untuk keluar dari cengkraman dominasi kondisi patriarka yang menindas kemerdekaan kaum perempuan.