Otot Sekuat Kayu Sita
Kadang aku berpikir hidup bersama kita adalah seperti menulis skenario; tentang ke mana sauh terkembang diarahkan; tentu ke tepian semesta, tapi ke mana? arahmu dan arahku kadang saling silang; oleh kata-kata yang kau ucap, saling saling kian tegas dan nyata; merangsek awan entah ke mana
Jikalau menulis skenario, berarti kau dan aku-lah sutradaranya; saling silang terjadi karena naskah kita ditaruh di depan; sementara naskah Tuhan, ditaruh di belakang; tersimpan dalam laci, tersembunyi
Mending kau dan aku saling bersahabat, saling menyayangi mesra tanpa peduli apa kata orang, sambil merenda-renda naskah Tuhan; daripada kau menghunjukkan ototmu sekuat kayu sita, buat apa pula kau main kayu denganku; cinta kita bukan seukuran dengkul
***(gnb:tmn aries:jkt:jumat:3.6.22)