PALU, SorotNTT.com – Salah satu aspek di masa transisi pemulihan yang digenjot pemerintah di Sulawesi Tengah pasca bencana adalah pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi para korban bencana. Pemerintah menargetkan membangun 1.200 unit atau 14.400 bilik untuk para korban.
Namun, pekerjaan dengan pagu sebesar 700 milyar Rupiah ini hingga awal Januari 2019 atau 100 hari pasca bencana tidak mampu terselesaikan sesuai dengan target. Huntara tersebut hanya mampu terselesaikan tidak lebih dari 400 unit.
Khusus di Shelter Petobo Atas, shelter pengungsi yang di sisi timur berbatasan dengan Desa Ngata Baru, Kabupaten Sigi; Desa Loru, Kabupaten Sigi di sisi selatan dan Kelurahan Kawatuna, Kota Palu di sisi selatan, ini telah terbangun 78 unit dari target 100 unit.
Sebagai shelter terpadat di Kota Palu, di shelter Petobo Atas dihuni hampir 4.000 Jiwa pengungsi/korban likuifaksi. Mereka menghuni Tenda Relawan dan Tenda Seng selama lebih dari tiga bulan.
Menghadapi kondisi tersebut, Rabu (16/01), korban Likuifaksi Petobo yang berhimpun dalam Forum Warga Korban Likuifaksi Petobo menggelar aksi Stop Huntara, dengan menghentikan seluruh proses pembangunan yang sedang berlangsung dilapangan.