Tahun 2018:
1. Dugaan manipulasi kegiatan pembangunan saluran irigasi Rp.246.832.000 diduga fiktif
2. Dugaan manipulasi kegiatan pembangunan jalan Rp.180.535.782 diduga fiktif
3. Dugaan manipulasi anggaran kegiatan pembangunan sarana air bersih Rp.189.381.833 diduga fiktif
4. Dugaan manipulasi dan laporan fiktif kegiatan saluran drainase Rp.36.529.539
5. Dugaan manipulasi anggaran kegiatan pendidikan Paud Rp.31.050.000
6. Dugaan manipulasi anggaran kegiatan pemberdayaan usaha kecil dan industri rumah tangga Rp.7.612.302
7. Dugaan manipulasi kegiatan bantuan perumahan masyarakat miskin Rp.150.000.000
8. Dugaan manipulasi kegiatan bantuan meteran listrik untuk kepala keluarga miskin(KKM) Rp.80.000.000
9. Dugaan manipulasi kegiatan Bumdes Rp.64.000.000
Tahun 2019:
1. Dugaan manipulasi anggaran penyelenggaraan Paud/Tk/Tpq/Madrasah nonformal milik desa Rp.24.000.000 dan dukungan penyelenggara Paud Rp.7.476.000
2. Dugaan manipulasi penyelenggaraan posyandu Rp.2.890.000
3. Dugaan manipulasi anggaran pemeliharaan jalan desa Rp.36.000.000
4. Dugaan manipulasi anggaran pembangunan/rehabilitasi/peningkatan/pengerasan jalan lingkungan pemukiman Rp.133.679.485
5. Dugaan manipulasi anggaran pembangunan/rehabilitasi/peningkatan tembok penahan tanah(TPT) Rp.95.577.404
6. Dugaan manipulasi anggaran dukungan pelaksanaan program pembangunan/rehabilitasi tidak layak huni Rp.300.000.000
7. Dugaan manipulasi anggaran pembangunan/rehabilirasi/peningkatan sanitasi pemukiman Rp.28.172.509
8. Dugaan manipulasi anggaran pembangunan rehabilitasi/peningkatan sanitasi pemukiman Rp.4.000.000
9. Dugaan manipulasi anggaran electrivikasi(bantuan pemasangan meteran listrik dan instalasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah) Rp.320.000.000
10. Dugaan manipulasi anggaran pelatihan/bimtek/pengelolaan teknologi tepat guna untuk pertanian/peternakan Rp.55.138.306
Laporan dugaan penyalahgunaan Dana Desa ini didukung oleh sekitar 26 orang warga Desa Bangka Kenda
Media ini telah berusaha menghubungi Mantan kades Bangka Kenda melalui Short Message Service(SMS) serta WhatsApp untuk meminta tanggapanya terkait laporaan masyarakat tersebut, namun yang bersangkutan belum memberi tanggapanya.