AJI Yogyakarta bersama jaringannya memperingati Hari Kebebasan Pers kali ini dengan diskusi dan pameran seni pada 3-10 Mei 2021 di Antologi Collaborative Space. Tujuannya mengingatkan pemerintah agar bertanggung jawab menyelesaikan kasus pembunuhan jurnalis Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin yang gelap hampir 25 tahun.
Jurnalis bekerja memenuhi hak publik dan sudah sepatutnya mendapat perlindungan dari negara. Celakanya, perlindungan terhadap kerja jurnalistik di Indonesia sangat rendah. Udin adalah salah satu potret buruknya perlindungan terhadap kerja jurnalis.
Diskusi yang berlangsung pada pembukaan pameran, Senin, 3 Mei menghadirkan Marsiyem, isteri Udin yang bercerita tentang benda-benda peninggalan Udin yang dipamerkan. Narasumber lainnya adalah mantan Redaktur Harian Bernas, Heru Prasetya, Masduki selaku pendiri IndonesiaPENA, Tri Wahyu KH dari Koalisi Masyarakat untuk Udin atau K@MU, dan Anang Saptoto sebagai kurator pameran.
Selain repro foto 20 benda-benda Studio Foto Kresna, pameran ini juga menyajikan repro kliping media massa kasus pembunuhan Udin tahun 1996, 25 poster linimasa Udin yang sebelumnya diproduksi untuk IndonesiaPENA.
Pengunjung bisa melihat mug dengan desain tentang kekerasan terhadap jurnalis di ruang pamer. Benda-benda peninggalan Udin tersebut penting diketahui publik untuk mengingat kembali jejak perjuangan jurnalis Udin semasa hidupnya.