Namun Allah tidak membalas atau marah ketika kita mencoba untuk menguji-Nya. Dia juga tidak menghukum kita atau meninggalkan kita. Ketika kita jujur mendekati-Nya, kita dapat memperoleh kepastian untuk diterima dan dihargai seperti penjahat yang bertobat di kayu salib itu, terlepas dari masa lalunya yang buruk.
Cinta sejati dan belas kasihan dapat menghilangkan keraguan. Ketika kita datang kepada-Nya dengan tulus dan memberikan hati dan jiwa kita kepada-Nya, kita dapat mengalami kasih dan anugerah yang mengagumkan dari Tuhan.
Yesus tidak pernah menyimpang dari tujuan-Nya yang mengajar kita cinta tanpa syarat dan penerimaan terhadap satu sama lain. Kematiannya adalah kesaksian bahwa keselamatan adalah realitas bagi kita ketika kita menyatakan iman kita.
Yesus memberi kita pelajaran dalam pengampunan ketika Ia tergantung di salib bagi kita. Cinta-Nya kepada kita total dan tak berkurang oleh sakitnya siksaan dan beratnya beban salib.
Misa kedua perayaan Jumat Agung di Paroki Kristus Raja Mbaumuku berlangsung selama kurang lebih 2 jam dalam suasana khidmat.