Lebih lanjut, kata dia, semangat dasar lembaga pendidikan Katolik itu adalah Yesus. Semangat keberpihakan ala Yesus menjadi model bagi lembaga pendidikan. Cinta Yesus mesti diinternalisasi dalam segala proses pendidikan yang bertujuan pada kebaikan bersama.
“Cara hidup Yesus mesti menjadi cara hidup kita dalam pengelolaan lembaga pendidikan Katolik di bawah Keuskupan Ruteng. Cinta itu bertumbuh dalam dinamika. Cinta itu dirawat dalam proses pendidikan. Dan kasih sayang itu tidak menegasikan semua teknik, sistematika yang kita bangun dalam sebuah lembaga. Cinta itu memperstukan. Meski berbeda pendapat. namun, tetap pada satu tujuan,” ungkap Rm. Rikar.
Rm. Silvi selaku Sekretaris Sukma Mabar dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa SMPK St. Ignatius Loyola mempunyai posisi strategis yaitu berada di pusat kekuasaan, pusat informasi, dan episentrum pariwisata. Karena itu, menurut Rm. Silvi, proses peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran dapat diukur dari input, proses pengelolaan pendidikan, dan output. Ketika input semakin naik secara signifikan, maka diperlukan sebuah proses pengelolan pembelajaran yang kompetitif, sehingga output-nya bagus. Untuk itu, SMPK St. Ignatius Loyola.mesti bersaing di ranah kabupaten, provinsi, maupun nasional. Cara yang terbaik untuk bersaing itu ialah membumikan kultur literasi di sekolah.