Perempuan, Dapur, Ranjang dan Publik

IMG 20211105 WA0068 2 jpg

Oleh : Herlianto. A

“Dapur” dan “Ranjang” adalah dua dari sekian identitas metaforik yang ingin dilepaskan dari perempuan dan sebagai gantinya adalah “Publik”. Berpuluh tahun gerakan feminis bergolak hanya ingin meraih posisi setaranya dengan maskulinis di ruang publik. Bagi feminis dapur dan ranjang adalah ruang di mana perempuan tak berdaya dan acap kali tersiksa. Karenanya, dua ruang ini dianggap tempat paling tidak adil dan perempuan harus keluar dari situ untuk meraih kesetaraannya.

BACA JUGA:  Jenderal TNI Andika Perkasa Sebagai Panglima TNI Hak Prerogatif Presiden

Secara historis, upaya perempuan terbebas dari dapur dan ranjang muncul sejak 1792 saat Mary Wollstonecraft menulis A Vindication of The Right of Woman. Buku ini mengungkap hubungan perempuan dengan budaya dominan, kekuasaan dan identitas. Bahwa maskulinitas begitu membatasi perempuan untuk memanifestasikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan tersubordinasi sedemikian rupa sehingga kadang tidak dianggap sebagai manusia. Mereka diperlakukan layaknya anak-anak yang dikungkung dalam “dunia perempuan”: masak di dapur dan terlentang di ranjang dalam keadaan apapun.