Bappelitbangda Manggarai Timur Bersama Yayasan Ayo Indonesia Bahas Perubahan Iklim, Ini Hasilnya

Fenomena iklim seperti ini, jelas Rikhar, ternyata membawa dampak negatif di sektor pertanian yang ditandai dengan penurunan produksi, baik tanaman pangan padi maupun perkebunan khususnya, kopi robusta, bahkan menyebabkan gagal panen pada kedua komoditi penting tersebut.

Lebih jauh dia menerangkan, data produksi padi sawah beririgasi tehnis, sawah tadah hujan dan tanaman perdagangan yang dirilis oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur pada tahun 2021, hasil padi sawah menunjukkan tren menurun sebesar 18,23 persen dan sawah tadah hujan sebesar 53.94 persen pada 3 tahun terakhir. Sedangkan Produksi kopi Robusta pada 4 tahun terakhir (2018-2021) di Kecamatan Lamba Leda Selatan dan Congkar (lokasi studi) mengalami penurunan sebesar 257,30 ton atau 10,93 persen, dari total produksi 2.354,12 ton pada tahun 2018 turun menjadi 2.096,82 ton tahun 2021.

BACA JUGA:  Gubernur VBL Ajak Masyarakat di TTU Budidaya Bambu

Kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap perubahan iklim adalah petani sebab mereka tidak memilik pengetahuan dan keterampilan untuk dapat beradaptasi. Selain itu, akses mereka terhadap informasi iklim terbatas sehingga berpengaruh pada ketidakpastian untuk menentukkan musim tanam yang tepat.