Oleh: Alfred Tuname
Ada adagium “the only constant in life is change”. Tak ada yang tetap, selain mentap dalam perubahan. Batu itu berubah, apa lagi manusia. Sebab perubahan itu pasti, manusia pun pasti mengalami perubahan.
Orang yang berpikir tentang tidak ada perubahan, pasti sedang berjalan di tempat. Orang yang menuntut perubahan, pasti sedang berjalan mundur. Itu berarti ia sedang ditinggalkan oleh perubahan yang sedang dialami oleh orang lain.
Dalam dunia fisika, perubahan itu usaha perbanding gaya (s=w/f). Terjemahannya, besarnya perubahan itu berbanding lurus dengan besarnya usaha dibandingkan gaya (gesek). Kalau gaya geseknya lebih besar, maka perubahan akan minus, atau berjalan berjalan minus. Jelasnya, perubahan itu butuh usaha yang besar. Tidak saja tidak cukup. “Gesekan” justru menimbukan chaos.
Perubahan itu memang selalu berhadapan dengan “gesekan”. Kelompok status quo pasti akan tersinggung bila ada perubahan. Perubahan hanya disambut oleh mereka yang gerah dengan kondisi comfort zone. Pro dan kontra itu biasa. Semuanya itu ikut dalam proses perubahan.