Dinas PMD Provinsi NTT Melakukan Penandatanganan PKS dengan Yayasan Bambu Lestari

IMG 20210809 WA0026 3 jpg

Viktor juga menambahkan bahwa masa pembibitan sampai ke persiapan panen berkisar sekitar 7 tahun, dan itu menurut Viktor masih menjadi tanggung jawab dari Dinas PMD. Sedangkan untuk penanaman anakan akan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Masih menurut Viktor, dengan adanya aktivitas ini, maka akan memiliki dampak baik bagi kelestarian lingkungan, karena saat ini masih banyak lahan kritis yang ada di Nusa Tenggara Timur.
“Jadi bukan saja dampak ekonomi yang akan dirasakan, tetapi juga kita bisa berkontribusi bagi kelestarian lingkungan, khususnya di Nusa Tenggara Timur,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Mengintip Sekolah Terpencil di Manggarai, Ruangan hanya Tiga

Sementara itu, Arif Amir Rabik selaku Presiden Direktur Yayasan Bambu Lestari mengatakan bahwa dirinya memilih NTT karena banyak jenis bambu berkualitas baik yang dimiliki NTT saat ini, antara lain jenis Betung dan Pering di Pulau Flores, dan juga jenis Salako atau sering disebut Timor Black yang ada di Pulau Timor.
Menurut Arif jenis bambu yang ada di NTT ini sangat baik untuk masa depan NTT.
Senada dengan Kepala Dinas, Arif mengatakan bahwa proses rehabilitasi lahan kritis di NTT masih belum maksimal, sehingga salah satu solusinya ialah dengan menanam bambu, dan budaya ini bisa menjadi model atau contoh bagi Provinsi lain di Indonesia.