Empat Profesor Termuda di Dunia, Dua Orang dari Indonesia

IMG 20220324 WA0036 jpg

Tidak hanya pandai di bidang akademik, Alia juga pandai memainkan alat musik dan memiliki sabuk hitam di olahraga taekwondo.

  1. Erik Demaine
    Erik Demaine merupakan seorang pria asal Kanada. Ia menunjukkan kejeniusannya sejak berusia 7 tahun. Saat berusia 12 tahun ia berpetualang ke Amerika Utara bersama ayahnya dan juga mengikuti sekolah jarak jauh.

Erik mendapatkan gelar sarjananya dari Dalhousie University di Kanada saat berusia 14 tahun. Ia berhasil menjadi profesor termuda di universitas top dunia Massachusetts Institute of Technology (MIT) saat berusia 20 tahun.

BACA JUGA:  Sorga Bukan Cerita

Melansir dari blog resminya, saat ini Erik juga mengajar jurusan ilmu komputer di MIT. Demaine tertarik meneliti algoritma, geometri, dan komputasi dalam game. Uniknya Erik memiliki hobi di bidang seni seperti teater, sulap, origami, dan juggling.

  1. Nelson Tansu
    Profesor termuda selanjutnya berasal dari Indonesia, ia bernama Nelson Tansu. Melansir dari buku Ilmuwan Indonesia Gapai Citamu, Terangi Negerimu karya Aisyah Khoirunnisa, Nelson Tansu lahir di Medan, Sumatra Utara pada tanggal 20 Oktober 1977.
BACA JUGA:  Terima Kasih Bapak Presiden, akhirnya Labuan Bajo jadi Tuan Rumah ASEAN SUMMIT

Dia adalah anak kedua di antara tiga bersaudara pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw. Nelson berasal dari keluarga yang mengutamakan pendidikan.

Nelson berhasil menempuh pendidikan di Universitas Wisconsin Madison, Amerika Serikat melalui jalur beasiswa. Nelson juga berhasil diangkat sebagai profesor muda di universitas tempat ia menuntut ilmu, sebelum usia 25 tahun.

BACA JUGA:  Kaesang Pangarep Resmi Jadi Ketum PSI

Nelson sendiri telah menciptakan dua penemuan besar untuk masyarakat luas. Salah satu penemuannya dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk membuat laser dan lampu LED. Penggunaan teknologi LED dapat menghemat energi yang sangat besar.