“Waktu saya urus pengungsi saat itu bersama UNDP, saat itu pula saya kenal dekat dengan Xanana Gusmao. Bahkan saat dirinya menjadi Presiden Timor Leste pertama kali, kami sempat melakukan diskusi beberapa hal soal pembangunan ekonomi Timor Leste,” jelasnya.
Diundangnya Frans Aba sebagai Doktor Ekonomi dari Indonesia tentu bukan tanpa sebab. Selain pernah menjadi relawan UNDP yang mengurus soal pengungsi Timor-Timur saat itu, Frans Aba juga adalah penulis buku “Border Economy Indonesia, Timor Leste Australia” yang sudah dijual dan laku keras di situs penjualan Amazon ini, menjadi alasan tersendiri diuandangnya Frans Aba ke acara tersebut.
Terkait dengan konsep pembangunan perbatasan nantinya apabila dirinya menjabat Gubernur NTT, Frans Aba menjelaskan, bidang ekonomi rakyat yang dapat dipertimbangkan sebagai kebijakan, yaitu pengelolaan kawasan perbatasan di NTT bertumpu pada sektor pertanian lahan kering berkelanjutan, termasuk perkebunan, kehutanan dan peternakan.
“Pengembangan sektor dimaksud, tidak terbatas pada kecamatan-kecamatan dan kabupaten perbatasan semata, tetapi meliputi suatu kawasan ekonomi yang lebih luas yakni kawasan ekonomi regional sebagai konsep kawasan perbatasan yang utuh berbasis pertanian lahan kering berkelanjutan dan peternakan yang memformulasikan keunggulan komparatif ekonomi,” jelasnya”.