Gereja dan lembaga tidak boleh terpisah, untuk itu para tokoh agama yang terus bersama Jemaat agar ikut serta membawa ide dan gagasan pembangunan dari Pemerintah untuk disampaikan kepada umat atau jemaat. Momentum Pentakosta ini kita maknai sebagai satu kesatuan gerak kita semua untuk membangun Amarasi, khususnya Jemaat Siloam Retraen,” ungkapnya.
Gubernur juga kembali mengajak jemaat untuk menjunjung nilai toleransi serta persatuan dengan terus menggaungi Salam Kebangsaan.
“Ciri khas manusia NTT yang Pancasilais yaitu minimal menerima Salam – salam kebangsaan dengan tidak memperdebatkan perbedaan. Hal ini mesti terus diajarkan dan ucapkan di gereja, masjid, pura, wihara, dalam setiap kegiatan formal, acara pemerintahan, serta di setiap jenjang lembaga pendidikan,” kata beliau.
“Mari kita kembalikan Amarasi menjadi lumbung pangan Kota Kupang. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati kita semua,” tambahnya.
Turun hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sony Libing, Staf Khusus Gubernur Prof. Daniel Kameo, Staf ahli Gubernur, Dr. Meserasi Ataupah, Asisten III Setda Prov NTT Samuel Handulaka, Kepala BPAD NTT Alex Lumba bersama tamu undangan lainnya.