LABUAN BAJO, SorotNTT.Com-Bunyi deru mesin kapal perlahan meredah, pertanda kami akan segera tiba. Seorang anak muda berdiri tegak di depan haluan, bersiap dan melempar sauh. Kamipun harus bersiap diri saat temali ditambatkan oleh seorang Anak Buah Kapal lainnya, pada labuhan dermaga pulau Papagarang.
Minggu 11 Juli 2021. Pagi yang cerah, seolah menyapa kehadiran kami di Desa pesisir itu. Dari ujung dermaga, terlihat deretan rumah penduduk berdiri kokoh khas, dengan tipologi rumah panggung, dari bahan dasar kayu. Aroma ikan yang dijemur,.berjejer, menambah khasanah ingatan kami pada suku Bajo. Masyarakat tradisional suku Bajo sendiri serumpun dengan suku Bugis. Kedua suku ini memiliki suatu pandangan hidup ontologis yang sama-sama abadi dam Azalia. Selain suku Bajo dan Bugis, terdapat suku lain seperti suku Bima dan Manggarai, yang muncul kemudian.
Keindahan pulau papagarang semakin jelas terlihat. Bukit berwarna coklat mendominasi daratan di pulau itu.Tampak pada beberapa sisi bukit ditumbuhi pepohonan hijau yang diselingi rumput savana, liar. Kami menyaksikan air laut yang jernih, ikan berenang riang di atas permukaan terumbu karang dan sungguh menakjubkan karya ciptaan Tuhan.