Keunikan Kampung Adat Matalafang yang Khas

Untuk mencapai kampung ini, dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit jika berangkat dari bandara Mali Alor dan membutuhkan waktu kurang dari 30 menit jika ditempuh dari Kalabahi, Ibu Kota Kabupaten Alor.

Berkunjung ke tempat ini para tamu akan langsung disambut dengan berbagai jenis tarian penyambutan. Tarian penyambutan pertama adalah tarian Luh, selanjutnya tarian perang yang disebut tarian Cakalele Dokak hingga tarian penutup yang dilakukan oleh semua anggota keluarga.

BACA JUGA:  Wagub NTT, Trimakasih Bantuan dari Dirjen PAS Kemenkumham

Kampung adat Matalafang memiliki enam buah rumah tradisional  yang dihuni oleh 6 kepala keluarga yang terdiri atas 17 jiwa. Penduduk sekitar menyebut rumah adat ini dengan sebutan Lopo (rumah adat). Dari enam Lopo ini terdapat salah satu Lopo yang berukuran paling kecil dan berdiri megah dikelilingi oleh 5 lopo berukuran besar. Ini adalah Lopo yang diperuntukkan bagi nenek moyang dan para leluhur.

BACA JUGA:  Erick Thohir Terpilih Jadi Ketum PSSI

Berbeda dengan kelima Lopo lainnya yang memiliki empat tingkatan ruangan, di dalam Lopo milik leluhur ini hanya terdapat satu ruangan yang diperuntukkan untuk meletakan persembahan. Pada bubungan yang beratap jerami terdapat simbol khusus yang menandakan Lopo Kecil ini begitu istimewa.