Mantan Sekda Manggarai; Nonjob 26 ASN Tak Beretika, Ciptakan Masalah Seperti Gali Kubur Sendiri

IMG 20220413 WA0020 2 jpg

Cerminan etika yang buruk

Penurunan jabatan 26 ASN tanpa dasar yang jelas merupakan cerminan etika yang kurang baik dalam sistem pemerintahan di Manggarai. Seorang pemimpin seharusnya mengambil kebijakan dengan tetap melihat dari aspek etika dan kemanusiaan.  “Kita tidak boleh menghukum seorang pegawai itu langsung dengan hukuman berat,” kata Frans Leok.

BACA JUGA:  Pembukaan Musrenbangnas 2021, Jokowi tekankan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan

Ciptakan sejarah buruk

Frans Leok mengatakan, kebijakan menonjobkan puluhan ASN di Manggarai adalah sejarah baru. Hal ini mewariskan sejarah yang buruk dalam pemerintahan di masa yang akan datang. Bahkan saat ini baik pejabat yang nonjob maupun yang sedang menjabat akan terganggu secara psikologi.

“Saya rasa yang langsung merasakan mungkin oleh pegawai itu sendiri. Tapi jangka panjang ini pasti ada,” katanya.

BACA JUGA:  Bangunan di Kota Ruteng Banyak "Makan" Bahu Jalan, Pemda Diminta Bertindak Tegas

Kebijakan ini akan membuat banyak pegawai merasa cemas dalam bekerja.  Secara psikologi pegawai merasa terganggu. Para pegawai akan berpikir bahwa suatu saat bisa saja mendapatkan perlakuan yang serupa.

“Jadi iklim itu sudah kurang bagus. Iklim pembinaan kepegawaian, karena bukan tidak mungkin nanti orang yang tidak ada apa-apa tiba-tiba dicopot,” katanya.