Selain itu, Presiden melihat paparan tentang konservasi kekayaan bambu endemik Indonesia, dan pentingnya bambu bagi restorasi lahan, konservasi air dan mitigasi perubahan iklim, termasuk melalui penanaman di areal perhutanan sosial dan lahan-lahan kritis.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden dan Ibu Iriana juga
berkesempatan meninjau langsung proses pengawetan
bambu dan produk hasil olahan bambu, serta berkesempatan mendapatkan produk kopi lokal Bajawa dari Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, dimana Nama Kopi Sombra sendiri terinspirasi dari kata “Sombar” yang merupakan istilah untuk pohon penaung di daerah Bajawa, NTT. Pemilihan nama Sombra menjadi tolak ukur dalam dedikasi untuk menaungi produk kopi berkualitas dengan cita rasa khas khususnya kopi yang berasal dari NTT.
“Kami berdedikasi untuk membuat Sombra menjadi penaung dalam upaya mengedukasi, mempromosikan dan membanggakan kopi yang berasal dari NTT,”
Usai meninjau Kampus Bambu Turetogo, Presiden Jokowi beserta rombongan kembali ke Kabupaten Ende dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI Angkatan Udara.