Sejalan dengan pikiran alternatif tourism tersebut, kiranya pembangunan pariwisata NTT mempertimbangkan prinsip bioregion based. Maksud bioregion based yakni pengembangan pariwisata berbasis wilayah kepulauan, pulau, kawasan kampung adat budaya, kawasan gunung dan pesisir, kawasan pulau kecil dan bawah laut. Maka dalam pengembangan dan pengelolaan, akan muncul konsep pariwisata Flores, Sumba, Timor, Rote, Sabu, Alor, Lembata, dll. Juga Pariwisata Kawasan Komodo, Kawasan Riung, Kawasan Teluk, Kawasan Danau, dll. Ada pariwisata kawasan unggulan – Istimewa seperti Kawasan Danau Kelimutu dan sekitarnya, Kawasan Mutis, Kawasan Lamalera, dll.
Dengan pikiran tentang alternatif toirism and bioregion based tourism development, maka warna pariwisata NTT akan lebih kental sebagai Eco-tourism, bukan Mass-tourism.
Saatnya kebijakan pembangunan pariwisata di NTT menjadi sebuah perhatian serius, karena peluang sangat menjanjikan didukung dengan kemajuan teknologi informasi untuk kepentingan manajemen pemasaran dan promosi, serta letak strategis NTT yang berdekatan dengan beberapa negara. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung untuk menjamin kelancaran, keamanan dan kemudahan bagi calon wisatawan menjadi prasyarat mutlak.