“Alat pertanian dilarang diberikan ke petani, karena para petani butuh lahanya dikelola dan ditanam, untuk itu, sistemnya brigade, lahan dan petani dimana siap, alsintan turun disitu, kebijakan ini diterapkan untuk mewujudkan keadilan bagi para petani di NTT,” pungkas Gubernur.
“Kalau panen artinya tanamnya bagus dan jaganya bagus, tapi saat tanam kita perlu skenario terbaik, misalkan Oktober-Maret kelebihan air dan April-September itu kekurangan air maka kita mesti analisa manajemen pengelolaan air agar kita tidak gagal pada kesalahan yang sama,” ujar Gubernur VBL.
Gubernur Viktor Laiskodat juga menjabarkan terkait dengan Program TJPS bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan pangan, melainkan juga untuk pergerakan ekonomi menuju skala industri.
“Untuk menanam jagung sebanyak ini bukan saja untuk makan melainkan untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok industri pakan ternak, kita mesti menyiapkan rantai pasok di daerah ini karena uang yang keluar dari NTT untuk pembelian pakan ternak, setiap tahun sebanyak Satu Triliun lebih,” ungkap Gubernur Viktor