Ia menjelaskan, longsor di beberapa titik di ruas jalan Ruteng-Reo disebabkan oleh intensitas hujan tinggi dan struktur tanah di daerah itu sangat labil.
“Pada tahun 2022 Titik-titik yang rawan longsor itu terdapat di wilayah kilometer 23, kilometer 47 dan kilometer 37. Kondisi di Kilo Meter 23 bahwa longsor sudah makan bahu jalan sementara pada Kilometer 47 kondisinya patah seluruh badan jalan. Sehingga penanganan pada kilometer 23 dan 47 dilakukan secara bore pile, semenatara pada kilometer 37 hanya dipasang batu ” ungkapnya.
Lebih jauh ia mengatakan, dari total pagu anggaran 15 milliar itu, pihaknya lebih fokus pada penanganan longsor, kendati demikian, sebagian dari anggaran itu untuk penanganan patching dan dan slurry seal.
“Kita tetap fokus penanganan longsor. Kalau soal perbaikan jalan hanya dibuat lapisan untuk menutupi permukaan kasar. Kita berkomitmen untuk menangani titik-titik longsor yang menjadi persoalan selama ini” ucapnya.(Kons Hona/TIM)