Oleh: Gerard N.Bibang
Di beranda layar maya
menyeruak melankoli sejuta rasa
angin berkesiur di telingaku
denganmu aku termangu
Aku berniat ke dunia nyata
ke tempatmu berada
kau katakan jangan terburu-buru:
di tempatku, surga sedang dibangun
Aku membanting langkah seribu
balik arah ke tempatku semula
tak tahan diumpat laknat beruntun
mencinta di dunia nyata memang rasanya beda
Ketika kembali lagi ke beranda layar maya
tertambat di sana sebuah rasa kesepian
tiba-tiba aku merasakan angin seperti di kapal nuh
menjadi satu-satunya nakhoda yang berlayar di atas bumi yang tenggelam
ya ampun, entah di manakah rasaku ini akan berlabuh
***(gnb:tmn aries:jkt:sabtu:18.6.22)
Was-Was Silih Berganti
Wangsangka dan was-was silih berganti
hatiku remuk mengenangkan ini
setiap kali daunnya melambai-lambai
dari sudut sana setangkai mawar putih
Mawar putih itu
cinta baru dimulai saat itu
berkembara menjadi cinta
yang sampai sekarang kusembunyikan dari kata-kata
karena belum kutahu persis bentuknya seperti apa
Kadang mawar putih itu berganti rupa dalam syair
melalui kata dan nada silih berganti
sampai sekarang masih tertata rapih dalam sukma
tiada yang tahu kecuali aku dan dia
***(gnb:tmn aries:jkt:sabtu:18.6.22)