Oleh: Irfan Limbong
Malam ini aku bisa menulis puisi yang paling sedih.
Mengungkap misteri dalam senyap malam
Menjelma kata yang tak terucapkan
Menari dalam nyanyian tak pernah mati
Aku dapat menulis puisi cinta lebih besar darimu
Mencengkeram jiwa dengan keluasanmu
Makna tak terbatas mengalir disetiap sudutmu
Kata terperangkap dalam kalimat hening
Dapat ku tulis puisi paling besar malam ini,
Mencercap kebesaranmu
Melingkupi keheningan sekitar hangat mu
Menantang ku mencapai batas imajinasi
Bagaimana jika aku berpikir tentangmu?
Bagaimana jika aku hanya ingin berbaring di sampingmu?
Dalam nada-nada yang tak sempat disuapkan ibu
30-5-23
Bena
Melodi hujan mengalun di kawah mu
Seperti nyanyian kuno dari masa lalu
Menyapa dengan lirik yang pilu
Bergetarlah hati di setiap serpihan melodi
Pusaka zaman berabad
Saksi bisu perjalanan masa lalu terabad
Menyusup dalam nyanyian hujan yang bergemuruh
Terserak kisah hingga waktu terlalui
Melodi hujan berbisik perlahan
Menjelma jadi narasi lugu
Seperti masa lalu yang berganti
Wajahnya berubah, namun sejatinya tetap sama
Menyimpan tragedi berkalung intrik