Oleh: Gerard N. Bibang
Kalau kau merasa seperti mengejar rembulan, setiap ikhtiar seperti tidak pernah menjadi, mendapatkan atau mencapai sebagaimana yang semua kau sangkakan, apa yang kau lakukan?
Kalau kau beriman dan khusuk berdoa tiada alpa siang dan malam tetapi tidak menemukan atau memperoleh apa-apa yang kau pikirkan, apa yang lantas kau lakukan?
Kalau kau berbuat baik tanpa henti, tetapi yang kau alami malah hidupmu ditimpa tidak sebagaimana yang sering kau perhitungkan oleh rumusan ilmu dan pengetahuan manusia, terus apa yang kau lakukan?
Kalau kau tesungkur, bertawakkal, bersyukur, bersabar dan tekun mencinta, tetapi kau tidak mendapatkan pengayoman, kelegaan, keteduhan atau kenyamanan sebagaimana yang kau percayai sebagai buah dari tawakkal dan syukur, maka apa yang kemudian kau lakukan?
Tengoklah ke sejarah peradaban manusia sejak penciptaannya; dari dalam semak dan pohon berapi, dari ketidakmungkinan menurut mata manusia, selalu terdengar suara yang sayup-sayup sampai tapi jelas: AKU ADALAH YANG ADA