Selanjutnya Gubernur Laiskodat menguraikan, Indonesia saat ini masih mengimpor daging sapi dengan kualitas Premium. Sementara Indonesia sesunguhnya mampu menyiapkan daging tersebut jika ada komitmen kuat dari berbagai pihak yang berkompeten. Hal ini berlaku juga untuk garam industri yang potensinya sangat besar di Indonesia.
“Impor daging ini bukan dikarenakan Indonesia tidak mampu mendesain dan mengembangkan sapi seperti sapi Wagyu akan tetapi masih kurangnya komitmen dan keberpihakan kepada para petani-peternak. Manakala empat tahun kedepan kita menyiapkan desain bagi para petani-peternak untuk jenis sapi Wagyu dengan kualitas daging premium, maka untuk kebutuhan daging premium dalam negeri tak perlu lagi impor . Sama halnya dengan Garam. Indonesia masih mengimpor 2,7 juta metrik ton garam industri. Sementara kita punya kapasitas komoditi strategis ini (garam) yang mampu penuhi kebutuhan industri dalam negeri. Untuk itu kami selalu ajak pemerintah Pusat untuk menghentikan impor garam dan kita bangun industri garam dalam negeri,” tegas Gubernur VBL.