“Berkaitan dengan tindik sapi itu sangat menolong kita agar tidak dicuri. Seluruh ternak harus dikandangkan sehingga tidak mengganggu dan merusak semua tanaman. Harus ada keterlibatan pihak aparat dalam mengamankan dan menertibkan semua ternak yang merusak tanaman”, jelas Gubernur.
Mendukung hal tersebut Kadis Pertanian Provinsi NTT memberikan alternatif solusi dengan mengintegrasikan hasil tani dengan ternak, jerami setelah panen diawetkan menjadi silase untuk pakan ternak sehingga ternak dapat dikandangkan dan mengantisipasi kekurangan pakan di musim kemarau.
Diakhir diskusinya, Gubernur memberikan catatan penting kepada Bupati agar segera menindaklanjuti ekosistem untuk pakan ternak, skema pembuatan pupuk sudah bisa berjalan, dan segera mengusulkan proposal jalan usaha tani serta saluran-saluran tersier yang bisa kita intervensi.
Mengakhiri kunjungan kerjanya di TTU, Gubernur beserta rombongan langsung menuju peninjauan sorgum milik Kelompok Tani Mena Jaya dan peninjauan lokasi peternakan ayam petelur milik CV. Planet Farm dengan luas lahan 5 hektare dengan produksi telur 90,22 ton/bulan. Tidak hanya itu, Gubernur juga menyaksikan langsung pengguntingan pita oleh Bupati TTU dan penyerahan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Tingkat I oleh Pemerintah Provinsi NTT kepada Pemilik CV. Planet Farm, dan catatan penting dari Gubernur, setelah ini hasil produk telur sudah bisa diekspor ke RDTL.**