Namun perlu diingat, kegiatan expo ini, tentunya tidak sekedar even belaka, tetapi harus berdampak pada terbangunnya komitmen untuk bergerak bersama masyarakat Manggarai Timur tentang prioritas meningkatan derajat manusia, dari pemda, dinas PPO, dan UTPD (satuan pendidikan), kepala sekolah dan guru, serta siswi-siswa yang ada di sekolah. Pendidikan harus selalu menjadi gerakan kolektif dan sinergik dari semua pihak, sebagai bagian dari tanggung jawab moral dalam membangun negara bangsa yang berdaya saing di era percepatan perubahan ini.
Dalam hal ini, ketika merujuk pada semangat implementasi Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka, derajat manusia tersebut mesti dibentuk dari penguatan literasi, numerasi dan karakternya, di mana karakternya menitikberatkan pada projek penguatan profil Pancasila, yakni iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Mandiri, Gotong Royong, Kebhinekaan Global, Kreatif dan Kritis.
Doktor peraih penghargaan dari LEPRID (Lembaga Prestasi Indonesia dan Dunia) dalam bidang Literasi di daratan Flores ini berharap, semoga Pemda di kabupaten lain di daratan Flores ini bisa melakukan kegiatan-kegiatan serupa, yang intinya pada memantik kesadaran masyarakat tentang urgennya mengembangkan SDM melalui pendidikan. Mantovanny menyakini adagium yang mengatakan ‘Bila pendidikan hancur maka otomatis negara juga ikut hancur’. Karenanya, para pejabat ekekutif dan legistif diserukan agar tetap memprioritaskan secara serius domain pendidikan ini dalam setiap kebijakan di daerahnya, terutama pemberdayaan dan kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan serta sarana pra sarana pendukung pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
Mantovanny Tapung Dukung Expo Pendidikan Matim 2022 dengan Pelatihan KS dan Guru Program Sekolah Penggerak
Reaksi Anda?
Mantap0
Sedih0
Suka0
Ngantuk0
Marah0
Payah0
Keren0