Lalu, yang menariknya, karena sumber penghasilan masyarakat sangat tebatas, dana desa menjadi suatu kekuatan tersendiri di desa untuk diperebutkan. Misalnya, dana desa itu tidak dipakai untuk kepentingan bersama, tetapi elit-elit desa bisa memakai dana desa untuk memperkuat posisi desa di tengah sumber mata pencaharian yang sangat terbatas sebagai sumber penghasilan”.
Pada kesempatan yang sama, Bapak Suharyanto, M.M, (Dosen STPMD “APMD” Yogyakarta) yang juga menjadi pemateri dalam diskusi publik ini, mengatakan, “pengembangan desa di Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan sebuah dilema. Dalam konteks pengembangan desa yang berada di kawasan Taman Nasional secara umum dan Taman Nasional Komodo secara khusus, desa hanya bisa berpartisipasi. Partisipasi yang dilakukan desa sifatnya mendukung atau mengisi celah-celah yang belum diisi oleh pariwisata. Misalnya pembangunan toilet ataupun home stay”.
Diskusi publik ini berlangsung sangat menarik karena audiens sangat antusias. Hal itu terbukti dari semangat audiens dalam menyampaikan informasi dan pertanyaan kepada pemateri.