Ini yang juga saya bingung. Saya mengenakan masker sepanjang acara. Itu terjadi saat acara selesai dan mau pulang. Saya menikmati pisang goreng bersama Pak Gug dan tamu-tamu semua. Tangan satu saya memenag pisang goreng, lalu tangan kanan saya memegang masker. Saya lagi makan, terus ada yang nanya pak gub apakah pisang gorengnya enak? Saya jawab enak. Itu yang dijepret dan dibuat viral. Ini Namanya tendensius.
Jadi Pak Wagub yakin tak ada pelanggaran prokes di acara ini?
Ya yakinlah. Masa kami ini sangat bodoh. Saya dan Pak Gubernur sudah sama-sama terpapar covid-19, jadi kami paham betul apa artinya protokol kesehatan. Jadi selain semua test antigen dan bukti vaksin peserta yang akan hadiri acara, yang harus diingat bahwa Desa Otan adalah zona hijau. Lalu ada pengaturan tempat duduk dan pengenaan masker yang sesuai dengan prokes.
Lalu, bagaimana foto dan video yang memperlihatkan ada acara nyanyi dan menari?
Itu di luar acara resmi. Kalau pun kami dikiritik, iya mungkin di sini ya bahwa kami kurang kontrol terhadap panitia yang membuat acara nyanyi-nyanyi setelah itu. Tapi, saya dengar nyanyi-nyanyi pun tidak seheboh yang seperti kita baca di berbagai media sosial. Habis, acara yang agak panjang, mungkin banyak panitia yang agak lelah, lalu mereka membuat selingan dengan menyanyi dan menari. Itu pun tetap menjaga jarak. Tapi, untuk jelasnya, silahkan bertanya kepada panitia. Yang pasti tidak ada acara hura-hura dan kerumuman seperti orang dangdutan.