Nagekeo,SorotNTT.com – Perarakan 1000 ibu-ibu asal Kecamatan Nangaroro yang mengisi acara sambil menjunjung periuk tanah (podo tana), sontak dibanjiri pujian dan menjadi sorotan publik di hari puncak Festival Literasi pada, Senin (30/9/2019) yang diselenggarakan di Mbay, Kabupaten Nagekeo.
Pujian dan apresiasi pun datang dari berbagai sudut pelosok negeri, yang tiba-tiba diviralkan warganet melalui unggahan di media sosial seperti facebook dan whatsapp dilengkapi dengan berbagai macam caption. salah satu akun facebook bernama Saputra, ia kembali menceritakan di tahun 80-an, priuk tanah masih terkenal dan eksis di pasaran karena kualitas yang original.
“Periuk tanah (podo tana) terkenal dengan kualitasnya yang eksis dipasar tradisional pada zaman dahulu kala, peredaran periuk tanah mulai berkurang pada pertengahan tahun 80-an, pasalnya alat masak alumunium semakin menguasai pasaran di daratan Pulau Flores.” Tulisnya.
Lidya, salah satu peserta parade, kepada SorotNTTcom, Senin (30/9/2019) mengatakan, pembuatan periuk tanah merupakan salah satu ritual adat Suku Ndora, Kecamatan Nangaroro, yang diwariskan turun temurun sejak nenek moyang mereka sampai anak cucu.