“Jangan sampai kejadian-kejadian yang sudah-sudah, Asabri, Jiwasraya, Indosurya, Wanaartha terulang lagi. Unit link, ini harus mikro satu-satu diikuti karena yang menangis itu rakyat,” ucap Presiden.
“Rakyat itu hanya minta satu sebetulnya, duitnya balik. Hati-hati semuanya yang namanya pengawasan, harus lebih diintensifkan,” lanjut Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo juga meminta OJK turut serta mendukung program hilirisasi yang tengah gencar dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk dukungan konkret. Menurut Presiden, pemerintah konsisten mendorong hilirisasi sebagai upaya agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah. Hilirisasi harus dilakukan dalam berbagai sektor, baik di sektor pertambangan minerba, minyak sawit mentah (CPO), hingga sumber daya alam laut. Presiden meyakini, hilirisasi memberikan nilai tambah yang berlipat ganda.
“Saya sudah sering menyampaikan mengenai minerba dan gas, dari yang namanya nikel, lompatan kita dari 1,1 miliar USD (dollar AS,red) melompat menjadi 30 miliar USD setelah ada hilirisasi. Kemudian nanti lari ke bauksit, lari ke timah, lari ke tembaga, lari ke emas, lari ke gas alam dan minyak. Kalau ini betul-betul secara konsisten kita kerjakan, jadilah kita negara maju,” tegas Presiden.