Kelompok Roko Molas Poco menuju ke tempat penyimpanan sementara batang pohon yang menjadi Molas Poco dan kelompok Curu Molas Poco menuju ke Pa’ang Beo (gerbang kampung).
Sebelum kelompok Roko Molas Poco memikul pohon yang telah di buat seperti balok besar berbentuk bulat dan gadis cantik duduk di atas kayu atau balok besar tersebut terlebih dahulu dilakukan ritual Tuak Kepok kepada pihak Anak Rona dan pihak Anak Rona mendaraskan permohonan kepada leluhur mereka sendiri agar direstui oleh leluhur pihak Anak Rona.
Setelah itu, mereka bersama-sama berarak menuju ke Pa’ang dan ditemani para penari (Ronda) dan getaran mistis begitu terasa menandakan roh para leluhur telah hadir (Ase Ka’e Ting Tuke tak terasa mengeluarkan air mata (menangis/terharu) saat memulai kayu jumbo itu mereka pikul) dan kelompok Curu (penjemput) telah menunggu.
Setelah sampai di Pa’ang, kelompok curu melakukan ritual Tuak Curu, lalu mereka bersama-sama berarak pohon yang telah di buat seperti balok besar berbentuk bulat dan gadis cantik duduk di atas kayu atau balok besar tersebut menuju Mbaru Gendang dengan tarian serta bunyi gendang dan gong yang saling bersahutan. Tidak hanya tarian, lagu-lagu adatpun dinyanyikan.