“Kita jangan hanya berbicara yang abstrak saja tetapi juga melakukan hal konkrit untuk membangun sumber daya manusia dan juga aktif membangun kekayaan potensi daerah kita ini. Maka harus cerdas melihat kekayaan kita dengan baik. Orang pintar atau cerdas adalah orang yang belajar ilmu pengetahuan, kemudian melakukan atau melaksanakan ilmu itu dengan baik serta menghasilkan manfaat yang besar bagi peradaban kehidupan manusia untuk berguna bagi orang lain,” jelas beliau.
Ia menambahkan, untuk ikut berperan dalam membangun iman dan juga bermanfaat bagi sesama maka harus memiliki 3 karakter yaitu cerdas, pedulibdan berani. “Kepedulian sesuai dengan ajaran Yesus dimana kita berperan memberikan solidaritas kepedulian kepada kelompok hina yaitu mereka yang lapar haus, telanjang, terpenjara, sakit dan orang asing”, tambahnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Majelis Sinode Harian (MSH) GMIT, Pdt. Elisa Maplani menuturkan, gereja harus bersikap kritis terhadap dinamika sosial yang terjadi. “408 tahun ini adalah anugerah besar bagi kita, dengan rentang waktu sejak 13 Agustus 1614 hingga saat ini 13 agustus 2022. Jemaat Kota Kupang harus terus menghasilkan buah-buah kasih pelayanan bukan hanya didalam gereja tetapi untuk masyarakat luas,” jelas Pdt. Elisa.