“Hallo, Ende(Ibu). Mari masuk.” Muna mempersiapkan bangku-bangku kecil yang terbuat dari kayu jati yang dibuang tukang mebel di sebelah rumahnya.
“Ende(Ibu), datang dari mana. Siang-siang bolong begini, apalagi jalan kaki.” Tanya Muna penasaran. Senyum tersungging dari keduanya
“Ende(Ibu) juga kurang tau. Ende(Ibu) datang dari mana saja.” Seolah sengaja menambah rasa penasaran pada Muna.
“Ende(Ibu) duduk dulu, saya ambilkan minuman.” Muna beranjak dari duduknya menuju dapur yang diikuti oleh mata perempuan itu.
Di dapur, Muna membuat kopi dan beberapa Serabe (kue khas Manggarai).
“Diminum, Ende(Ibu). Maaf hanya ala kadarnya.” Muna menaruh di atas meja terbuat dari anyaman bambu yang diolah dengan tangan kreatif
“Deeh (Aduh). Sorry merepotkan, Enu(Nona).” Perempuan itu menyatakan rasa senangnya bertemu Muna.
“Enu(Nona), nama siapa? Panggil saja aku, Libia” Perempuan itu kembali membuka percakapan usai meneguk minumannya diikuti ekspresi kenikmatan hakiki.
“Saya Muna Ende(Ibu), Libia.” Jawab Muna singkat.