Lama mereka berbincang, hingga datang ibu Muna yang ternyata baru saja pulang dari sawah di belakang dapur mereka. Ia datang karena mendengar Muna berbincang dengan tawa yang begitu menawan. Ibu Muna langsung nimbrung saja dalam situasi tersebut. Mereka tampak bahagia, apalagi perempuan tua itu mulai mengeluarkan lelucon terbaiknya. Mereka semakin larut dalam kebahagiaan yang seolah-olah kebetulan.
“Enu(Nona) Muna, coba nenek lihat telapak tangan Mu, sembari menjemput tangan mungil Muna. Kala itu Muna masih menggenggam usia 17 tahun. Masih sangat mungil dan belum memahami arti kehidupan seutuhnya. Kemudian sang perempuan melihat dengan seksama garis tangan Muna. Begitupun Muna dan ibunya yang penasaran apa yang dapat dilihat perempuan itu.
“Engkau akan mendapat jodoh yang sangat baik dan mampu membahagiakan mu di masa depan. Dia ganteng dan memiliki profesi yang sangat pantas.” Terang sang perempuan usia beberapa menit larut dalam pengelihatannya
Muna tampaknya senang dengan hasil yang dengarnya. Kejadian itu membuat Muna semakin yakin bahwa saatnya ia akan berkeluarga. Waktu semakin laju berjalan, sang perempuan misterius itu sudah pergi membawa diri jauh dari rumah Muna , entah ke mana ia, Muna dan ibunya tak tahu.