Quo Vadis Pembangunan Pariwisata NTT

20210328 072936 jpg webp

Obyek wisata budaya, pantas dikatakan bahwa Bumi Flobamora adalah miniatur suku bangsa Indonesia dan dunia. Bahkan ada temuan antropologi dan etnologi yang menyingkapkan indikasi bahwa kebudayaan aneka suku bangsa dunia berasal dari Bumi Flobamora. Tradisi lisan masyarakat adat yang mendiami wilayah NTT menuturkan berbagai kearifan nilai kemanusiaan adiluhung, sungguh ada dan dihidupi masyarakat adat aneka suku di NTT. Kampung adat, kesenian, situs leluhur dan ritual adat budaya menyimpannya dalam sejarah keberadaan aneka suku tersebut di bumi Flobamora.

BACA JUGA:  EURO 2020: Hiburan yang Tertunda

Obyek wisata alam, Bumi Flobamora – Propinsi NTT memiliki banyak keistimewaan. Naga Komodo sudah ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Masih ada danau triwarna Kelimutu, pesona alam Sumba, Timor, Rote, Sabu, Alor, Pantar, Lembata, Adonara, Solor, kepulauan Riung, dan masih banyak lokasi unik lainnya baik di daratan pulau yang besar, di pulau-pulau kecil dan bawah laut.

BACA JUGA:  Perempuan dan Keterwakilan Politik

Ketika ngobrol dengan seorang pegiat wisata di Jakarta tahun lalu, sekarang tinggal di Amerika, dia menyatakan kekagumannya pada potensi istimewa pariwisata di NTT. Lalu, disebutkan bahwa pariwisata NTT adalah the New Caribian. Alasannya, bahwa obyek wisata di kepulauan Caribia, yang sering dia kunjungi, akan semakin kurang diminati karena alam dan budayanya tidak kaya. Keramaian selama ini terutama karena promosi dan dukungan fasilitasnya. Menurutnya, potensi di NTT sangat kaya dan unik. Maka saya timpali pendapatnya, bahwa jika demikian faktanya, maka tidak pantas pariwisata NTT dibandingkan dengan Caribia, apalagi dijadikan cuma the New Caribia. Tidak, NTT adalah New Tourism Territory karena bumi Flobamora adalah Hidden and Genuine Paradise- Paradiso yang asli dan tersembunyi.